Sejarah SMA Negeri I-II Semarang


1 November 1877
Dahulu gedung Sekolah HBS (Hogere Burger School = Sekolah Bagi Penduduk Kelas Atas) terletak di Jalan Pemuda 149 (dahulu Bojong Weg) yang juga digunakan untuk AMS (Algemene Middelbare School = Sekolah Menengah Umum).

1937
HBS dari Jalan Pemuda 149 (dahulu Bojong Weg) dipindahkan ke Jl. Taman Menteri Supeno 1 (dahulu Oei Tiong Ham weg).

1 Agustus 1939
Peresmian sekolah HBS Jl. Taman Menteri Supeno 1 (dahulu Oei Tiong Ham weg) oleh Pemerintah Penjajahan Belanda pindahan dari Jalan Pemuda 149.

1942
Pada zaman dimulainya penjajahan Jepang gedung HBS Jl. Taman Menteri Supeno 1 digunakan untuk Asrama Sekolah Pendidikan Tentara Jepang.

1945
Penjajah Jepang menyerah kepada sekutu , gedung HBS dialih-fungsikan oleh Pemerintah Belanda sebagai Rumah Sakit Tentara Belanda.

1946
Pemerintah Penjajahan Belanda mengembalikan fungsi gedung tersebut sebagai sekolahan, yaitu HBS, AMS, VHO (Voorbereidend voor Hooger Onderwijs = Persiapan Untuk Pendidikan Yang Lebih Tinggi) dan MS (Middelbare School), dibawah pimpinan seorang direktur Belanda bernama J. Marchant, yang kemudian digantikan oleh P. Vogelensang.

1949
Setelah Pengakuan Kedaulatan Negara Republik Indonesia, guru-guru/pemuda mempersiapkan berdirinya Sekolah Menegah Atas di Semarang, yang merupakan peleburan sekolah-sekolah swasta yang ada di Semarang yang berintikan SMA Taman Siswa/Taman Madya Semarang.

1950
Pemerintah Republik Indonesia meresmikan SMA Negeri Semarang pada 1 Agustus, dengan Kepala Sekolah Menengah Bagian B (Pasti Alam) adalah Bp. Ir. Soeroto yang menggunakan pada waktu pagi hari, sedangkan untuk Bagian A (Bahasa) adalah Bp. Drs. Soemadi yang menggunakan waktu siang hari. Selanjutnya SMA bagian A dipindahkan ke Jalan Pemuda yang sekarang menjadi SMA Negeri 3. Bp. Ir. Soeroto digantikan oleh Bp. Mr. Hutauruk, dan pada masa yang bersamaan, para Tentara Pelajar (TP) yang masuk kota dari daerah pedalaman ditampung pada SMA Negeri guna memenuhi pendidikan yang dibutuhkan.

1955/1956
SMA Negeri bagian B dibagi menjadi 2, yaitu SMA Negeri I bagian B dengan Kepala Sekolah Bp. M. Kartono dan SMA Negeri II bagian B dengan Kepala Sekolah Bp. M. Abdulmadjid, dan tetap berada di gedung yang sama.

1960/1961
SMA Negeri I bagian B berubah menjadi SMA Negeri I, sedangkan SMA Negeri II bagian B berubah menjadi SMA Negeri II yang tetap berada di gedung yang sama. Masing-masing SMA mempunyai 4 (empat) Jurusan, yaitu
1. Jurusan Ilmu Pasti (PAS),
2. Jurusan Pengetahuan Alam (PAL),
3. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (SOS), dan
4. Jurusan Ilmu Budaya/Bahasa (BUD) atau PAS/PAL/SOS/BUD.
Pada tahun ajaran peralihan tersebut murid kelas 1 masih mendapat pelajaran dari 4 jurusan, sedangkan murid kelas 2 dan 3 menyelesaikan program lama bagian B hingga tahun ajaran 1963/64.

1963/1964
SMA Negeri I masih dibawah Kepala Sekolah M. Kartono, sedangkan Negeri II Abdul Madjid yang memasuki masa pensiun digantikan oleh Tjiook Tik Djoe.

1965/1966
SMA Negeri I masih dibawah Kepala Sekolah Bp. M. Kartono, sedangkan Negeri II Bp. Tjiook Tik Djoe yang memasuki masa pensiun digantikan oleh Bp. Boedhiman.

1967/1968
SMA Negeri I mengalami pergantian Kepala Sekolah dari Bp. M. Kartono yang diangkat menjadi kepala sekolah Indonesia di Jepang digantikan Bp. Ignatius Soeparjo, sedangkan SMA Negeri II tetap Bp. Drs. Boedhiman.

1970/1971
Kepala sekolah SMA Negeri II Bp. Boedhiman dipindahkan ke Kantor Perwakilan Dep. P&K Propinsi Jawa Tengah, sehingga Kepala Sekolah SMA Negeri II dirangkap oleh Bp. Ign Soeparjo, dan nama sekolah menjadi SMA Negeri I-II Semarang.